Di berbagai pelosok daerah seperti di wilayah Kabupaten Gunung
Kidul, Yogyakarta. Dengan kondisi tanah yang tandus dan mengalami bencana
kekeringan setiap musim kemarau terdapat berbagai jenis makanan tradisional
yang dapat diperoleh dari tanaman yang tumbuh di daerah tersebut.
Makanan tradisional ternyata mempunyai kandungan gizi yang tidak
kalah dengan makanan yang disajikan di restoran atau tempat yang mewah. Namun
sayangnya makanan tradisional yang mengandung gizi baik gizi mikro atau makro
ini saat ini kurang diminati oleh masyarakat karena rasanya yang monoton dan
kemasan yang tidak menarik.
“Saat ini makanan tradisional yang kaya gizi seperti Tiwul,
makanan jenis umbi-umbian, belalang goreng ditinggalkan oleh konsumen karena
kemasannya kurang menarik dan pengolahan makanan tradisonal tersebut belum ada
modifikasi,” kata Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr
Sulaiman dalam acara “Jelajah Gizi” di Yogyakarta.
Menurutnya makanan tradisional ini akan lebih baik lagi jika disajikan
dengan penyajian yang lebih beragam dan kemasan menarik. Karena, kemasan
mengundang daya tarik tersendiri bagi konsumen. Di sisi lain, penanganan
makanan dari bahan hingga siap saji juga seharusnya dilakukan dengan cara-cara
yang baik dan sesuai kesehatan.
Misalnya, dimasak dengan benar dan bersih serta tetap menjaga
kebersihan. Sebab, menurut Prof. Sulaiman, melalui proses pengolahan yang baik,
maka akan meningkatkan keamanan pangan dan sekaligus mempertinggi cita rasa.
Tiwul, Gatot dan Beras Merah
Profesor Sulaiman juga mengungkapkan, di Yogyakarta terutama
Gunung Kidul, ternyata mampu menghasilkan pangan tradisional yang memiliki
kandungan gizi makro dan mikro yang cukup memadai. Makanan olahan dari singkong
seperti gatot dan tiwul, nasi beras merah, belalang dan sebagainya ternyata
memiliki kandungan gizi yang cukup baik.
Lalu, ia juga mengatakan kalau daun ubi jalar sangat baik untuk
dikonsumsi ibu-ibu menyusui. Dengan mengkonsumsi daun ubi jalar, ternyata
produksi ASI yang merosot bisa diperbaiki dan kembali ditingkatkan.
''Tentunya pengalaman ini sangat baik bagi ibu-ibu menyusui,”
katanya.
Makanan memang memiliki peranan yang sangat penting untuk
kesehatan dan bahkan untuk pencegahan suatu penyakit. Hal ini menyadarkan
masyarakat untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan alami.
“Di bidang pangan, back to nature ini kemudian membawa banyak hal
untuk kembali ke makanan tradisional,” ujar Prof. Sulaiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar