Kamis, 06 Desember 2012

Pria, Makin Wangi Makin Berkelas


Kelompok pria-pria manis dengan dandanan super rapi dan bersih, menjadi sosok yang nyatanya banyak memikat wanita. Mereka senang memanjakan diri, dan sangat tertarik dengan fashion. Penampilannya menjadi tampak "lebih" dari pria-pria kebanyakan.

Gelombang modernisasi menjadi faktor penumbuh kebiasaan berdandan mereka. Tuntutan penampilan dalam lingkungan kerja menjadi alasan. Mereka juga mengaku lebih percaya diri dengan penampilan keren ini, singkatnya, penampilan pun menunjukkan profesionalisme kerja. Gerai-gerai fashion kenamaan menjadi banyak diserbu, hanya untuk menemukan model pakaian yang tidak biasa.

Sementara banyak juga masyarakat yang masih mendiskreditkan pria-pria dendi. Padahal, pergolakan ini bukanlah sesuatu yang aneh. Mengingat tren mode terus mengalami perkembangan. Beberapa produsen kosmetik pun mulai memproduksi kosmetik pria.

Di Indonesia misalnya, merek-merek yang tadinya berkonsentrasi pada produk wanita ikut merambah dunia pria dengan mengeluarkan produk pembersih wajah, deodoran, lotion, lip balm, gel rambut, sabun, dan pelembab wajah yang semuanya menggunakan label 'khusus pria'.

Nama David Beckham pun muncul menjadi ikon pria dendi yang paling populer. Dituliskan Daily Mail, pesepakbola ini bahkan mengaku menggunakan serum antiaging guna mempertahankan ketampanannya.

Untuk mendapatkan tampilan cling ini, tentu saja banyak list belanja tambahan yang kemudian menjadi kebutuhan primer. Berburu fashion terbaru, sepatu dengan brand ternama, aksesori nyentrik, dan juga membentuk tubuh ideal. Mereka pun tidak segan merogoh kantung lebih dalam untuk mendapatkan aroma parfum yang tahan lama. 

Sudah tentu mereka juga harus menyediakan dana lebih. Bagi produsen yang bergerak dalam bidang lifestyle, termasuk restoran atau kafe, pria-pria ini merupakan sasaran empuk yang dapat mengalirkan banyak penghasilan.

Sebutan kaum urban ini muncul sebagai embel-embel mereka. Seorang kolumnis fashion Inggris juga menggambarkan golongan pria ini sebagai kelompok orang-orang berdompet tebal. Majalah The Economist juga mengungkapkan jika pria-pria Amerika peduli penampilan ini, 30 hingga 35 persennya adalah para eksekutif muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar