Kini banyak sekali pilihan model celana dalam. Mulai dari yang
berbahan tebal, tipis, hingga bentuknya hanya segaris. Tak salah untuk
mengoleksi berbagai model celana dalam. Namun, hal pertama yang harus
dipertimbangkan saat mengenakannya adalah kenyamanan.
Mengenakan celana dalam dengan ukuran mini dan superketat bukan
tanpa risiko. Anda harus berhati-hati, jangan sampai mengalami tiga masalah
serius berikut di area kewanitaan.
Infeksi jamur
Hindari mengenakan celana berbahan katun saat berolahraga. Atau,
segera ganti setelah Anda berkeringat. Bahan katun memang berfungsi untuk
mencegah tumbuhnya jamur. Namun, seperti dilansir dari RedBook, jika bahan
basah karena keringat, akan meningkatkan risiko jamur berkembang biak. Kondisi
tersebut, menurut Cynthia Bayer, perawat dari Drexel University, membuat kulit
terasa gatal, kemerahan dan terasa perih. Solusinya adalah mengenakan celana
dalam berbahan serat bambu yang lebih cepat kering dari bahan katun.
Kerusakan saraf
Masalah serius berupa kerusakan saraf bisa saja terjadi jika Anda
mengenakan celana dalam yang ketat dalam waktu lama dan cukup sering. Bisa juga
karena menggunakan shapewear sepanjang hari. Infeksi saluran kemih, menurut
Orly Avitzur, M.D. penasihat Consumer Reports, juga bisa terjadi. Untuk itu,
jangan terlalu sering menggunakannya.
Masalah buang air kecil
Pemicunya bisa jadi mengenakan celana dalam setali atau thong yang
sangat ketat. Menurut penelitian yang dilakukan tim dari Georgia Health
Sciences University, tali thong yang berada di antara bokong berisiko memicu
nyeri dan permasalahan buang air kecil. Solusinya, jika ingin mengenakan thong,
pilih yang tali pinggangnya berbahan lace, karena lebih lembut dan mudah
dibuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar