OSA dapat ditandai dengan penutupan jalur napas --di belakang lidah--, sehingga berakibat pada berubahnya udara yang mengalir di dalam paru-paru yang dapat menghambat pernapasan waktu tidur.
"Selain itu tanda-tanda
lainnya adalah obesitas, mengorok, tidur berlebihan di siang hari,
kelelahan, sakit kepala di pagi hari dan sebagainya," ucap Dr. dr.
Bambang Budi Siswanto SpJP(K) dari Departemen Pengobatan Kardiologi dan
Vaskular Universitas Indonesia dalam acara diskusi bertema Good Sleep, Healthy Aging di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Menurut Bambang, bila penderita OSA tidak segera dirawat bisa memicu timbulnya berbagai penyakit kronis. Adapun penyakit tersebut antara lain tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, dan stroke.
Menurut Bambang, bila penderita OSA tidak segera dirawat bisa memicu timbulnya berbagai penyakit kronis. Adapun penyakit tersebut antara lain tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, dan stroke.
Terdapat tiga langkah
untuk menolong penderita OSA, yaitu kesadaran, diagnosa dan perawatan.
Masing-masing langkah tersebut berperan memperbaiki kualitas tidur dan
kesehatan secara menyeluruh setiap individu.
"OSA menguras kesehatan
dari penderitanya dan menempatkan penderita pada situasi yang
berpotensi menyebabkan penyakit yang membahayakan jiwa,” kata Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar